Epilog:
.
.
.
.
.
Namaku adalah Kirigaya
Kazuto. Saat ini aku bersekolah di Soubu
High School kelas 2, Sekolah yang sangat jauh dari tempat Asuna dan Yui berada.
Setelah kejadian GGO (Gun Gale Online) berakhir, orang tua kandungku yaitu
keluarga Hikigaya datang menemuiku dan membawaku bersama mereka. Awalnya aku
menolak, namun kemudian aku akhirnya memenuhi permintaan mereka.
Aku memiliki 3 alasan
mengapa aku ikut dengan mereka. Pertama, aku ingin memberi kesempatan kepada
orang tua kandungku untuk mengurusku. Dan yang kedua, masih ada satu anggota
Laughing Coffin yang kabur dan kini mengincarku, Dan alasan terakhir, aku ingin
melindungi keluargaku yang ada disini juga Asuna dan Yui.
Aku sudah
memberitahukan mengenai hubunganku dengan Asuna dan Yui. Mereka nampaknya
terkejut dan marah ketika aku mengatakan bahwa aku sudah menikah dan memiliki
anak angkat. Mereka berfikir bahwa orang tua angkatku selama ini sudah salah
mendidikku. Namun akhirnya, aku menceritakan segalanya dari saat ketika
perjuanganku di SAO selama dua tahun sampai akhirnya mereka bias bersatu. Meski
mereka kurang setuju, namun akhirnya orang tuanya merestui hubungannya dengan
Asuna dan menganggap Yui sebagai cucu mereka. Namun aku meminta kepada
orangtuaku agar saudaranya yang lain untuk tidak mengetahui rahasianya.
Namun sayangnya, Asuna
dan Yui tidak bisa ikut denganku karena Asuna harus menyelesaikan pendidikannya
dan Yui masih harus tetap menjalani terapinya. Namun ketika waktu luang, aku
selalu pergi bertemu dengan mereka. Bahkan sebulan sekali aku mengunjungi
mereka.
Ahh… Aku ingin
menceritakan satu hal yang begitu membehagiakan. Ternyata Yui bukanlah AI
ataupun sebuah program, namun ia ternyata putri kandung dari Kayaba Akihiko
yaitu Kayaba Yui. Yui juga sama seperti aku, Asuna, Kayaba Akihiko dan SAO
survivor lainnya yang tidur selama 2
tahun lebih di dalam Aincrad. Namun, tugas Yui bukanlah sebagai player tetapi
pengatur program yang lebih tepatnya untuk mengatur emosi para pemain SAO.
Mengetahui kenyataan itu,
aku dan Asuna begitu marah pada Kayaba Akihiko yang tega menggunakan anaknya
sendiri untuk eksperimen SAO. Namun, aku bersyukur, karena kalau aku tidak
bertemu dengan Yui di SAO, mungkin aku tidak akan mengenalnya sampai kapanpun.
Setelah Yui bangun dari
tidurnya, Yui akhirnya resmi menjadi anak angkatku dengan Asuna. Selain karena
permintaan terakhir dari Kayaba Akihiko yang memintanya untuk menjadi orang
tuanya, Yui juga tidak mau didekati orang lain selain dirinya dan Asuna.
Akhirnya Perlindungan Anak menyerahkan Yui ke tangan mereka dengan syarat
sebelum 18 tahun Kirito dan Asuna masih harus tetap didampingi oleh orang tua
mereka dalam menjaga Yui. Dan saat ini Yui masih harus terapi untuk bias
menggerakkan badannya pasca tertidur selama dua tahun lebih.
Setelah aku pindah ke
rumah orang tua kandungku, ternyata aku baru tahu bahwa aku memiliki seorang
adik bernama Komachi. Dia anak yang lucu meski cerewet dan agak menyebalkan,
namun aku mencoba mendekatkan diri dengannya.
Sekarang namaku
bukanlah Kirigaya Kazuto, melainkan Hikigaya Hachiman. Seorang remaja laki-laki
penyendiri dan tidak disukai oleh siapapun karena sikap dan bahasaku yang
sompral. Sebenarnya aku kurang menyukai nama itu, namun mengingat aku masih
diincar oleh salah satu anggota Laughing Coffin apa boleh buat, aku bisa mengganti
namaku nanti kalau aku mau dan sepertinya orang tuaku tidak keberatan. Karena
aku bilang pada mereka bahwa aku akan mencoba memakai nama itu selama aku di
SMA dan jika aku tidak nyaman maka aku akan mengganti namanya kembali setelah aku
memiliki Hak sendiri untuk mengubah namanya kembali. Lagipula di Jepang umur 18
tahun keatas sudah dianggap dewasa sehingga aku bisa bebas menentukan masa
depannya nanti. Selain itu juga aku sengaja menjadi seorang penyendiri dan berkata
sompral agar aku bisa menjauhi teman barunya. Selain karena memang teman
sekelasnya di SMP maupun SMA kota ini menyebalkan, juga untuk melindungi mereka
dari orang yang mengincarku.
Inilah kegiatanku saat
ini, ikut kedalam sebuah club yang dimana club tersebut dibuat untuk membantu
orang-orang menyelesaikan masalahnya. Sebenarnya aku tidak mau, tapi karena
paksaan dari Hiratsuka sensei yang begitu galak aku tidak bisa menolaknya.
Sepertinya aku terlalu keterlaluan dalam membuat alas an agar aku menjadi
penyendiri.
“…gaya-kun… “
“Hikki…”
“HIKKI…!!!”
“AH… Apa? Kau tidak
perlu berteriak sekeras itu, Yuigahama-san.” Jawabku sambil mengusap kupingku
yang masih berdengung.
Yuigahama mempoutkan
bibirnya ketika mendengar jawaban dariku.
“Habis Hikki diam terus
sejak tadi, saat aku dan Yukinon memanggil kau tidak menjawab? Apa yang sedang
kau pikirkan, Hikki?”
Aku hanya mendengus,
“Terserah aku kan mau berfikir apa. Lagipula ini bukan urusanmu, Yuigahama-san”
Yuigahama cemberut
mendengar jawabanku.
“Sudahlah
Yuigahama-san, Paling itu bukanlah hal yang penting, atau mungkin ia sedang
mengingat masa lalunya yang menyedihkan sebagai penyendiri lagi. Haahh… Kau
benar-benar tidak bisa berhenti membuatku terkejut dengan tingkah lakumu. Apa
kau tidak bisa melihat bagaimana hasil perbuatanmu pada saat festival sekolah
waktu itu. Kau malah menambah musuh kau tahu?”
“HAH… Masalah apa? Aku
merasa tidak memiliki salah apapun, lagipula yang harus disalahkan bukanlah aku
tapi keadaan di dunia ini.”
Mendengar perdebatan kami,
akhirnya Yuigahama memisahkan berusaha melerai kami.
“Ma… ma… Sudahlah
Yukinon, lagipula permasalahannya sudah selesai kan, kita lupakan saja masalah
yang lalu. Lupakan… lupakan…!”
“Lagipula
Yuigahama-san, ada apa tadi kau tadi memanggilku?” Tanyaku pada Yuigahama.
Yuigahama pun mencoba
mengingat apa yang ingin dia tanyakan padaku.
“Ahh… hampir saja aku
lupa. Aku hanya ingin bertanya apakah kau sudah mengerjakan tugas dari Hazama
sensei?”
“Tentu saja aku sudah
mengerjakannya sebelum festival sekolah dimulai. Akan merepotkan kalau aku
mengerjakannya ketika aku menjadi panitia festival sekolah. Lagipula
Yuigahama-san tugas itu sudah diberikan 2 minggu yang lalu, dan seharusnya
sudah dikumpulkan 1 minggu yang lalu, sebelum ada pemilihan Ketua OSIS dan perayaan
Natal, tentu saja aku sudah mengerjakannya. Menyebalkan, kalau tidak akan
dikumpulkan minggu lalu kenapa tidak dikatakan sebelumnya dasar sensei
menyebalkan. Ia sudah benar-benar menghabiskan waktuku.”
Yuigahama mengerutkan
keningnya mendengar jawaban disertai dengan keluhanku.
“Kau tidak boleh
berbicara seperti itu Hikki, justru sangat bagus kan kalau belum dikumpulkan,
itu artinya kita masih bisa memperbaiki tugas tersebut.”
Aku terbengong
mendengar jawaban Yuigahama, apa ia tidak salah dengar. Ia baru saja mendengar
Yuigahama mengatakan bahwa ‘memperbaiki tugas’, sejak kapan Yuigahama peduli
dengan tugasnya apakah benar atau salah. Sepertinya ada yang salah disini.
Yukinoshita pun yang
mendengar pernyataan Yuigahama langsung heran. Ia pun langsung bertanya kepada
Yuigahama.
“Yuigahamasa-san,
apakah kau tidak yakin dengan tugasmu? Mungkin aku bisa membantu
memperbaikinya? Bisa kau perlihatkan tugasmu?”
Yuigahama pun langsung
terdiam mendengar pertanyaan Yukinoshita. Haahh… Aku benar-benar tidak mengerti
pemikiran gadis yang satu ini.
“Ehm… mmm… A… Aku tidak
membawa bukunya. Hahahahaha…” Jawab Yuigahama dengan gugup.
“Ya sudah kau ambil
dulu saja ke kelas. Pelajaran Hayama sensei siang ini kan? kau masih punya
waktu 1 jam 30 menit untuk memperbaiki tugasmu.” Jawabku tanpa menolehkan
mataku dari buku yang aku baca.
“Benar juga ya…
hehehehehe…” Masih dengan jawaban yang guup tanpa berniat mengambil bukunya.
“Benar apa yang
dikatakan Hikigaya-kun, Yuigahama-san. Kenapa kau tidak segera mengambil bukumu?”
Tanya Yukinoshita.
“Ahh… Se…sebenarnya…
HUWAAAA…!!!”
Aku terkejut mendengar
teriakan ditambah tangisan dadakan dari Yuighama.
“Ehhh… Kenapa kau malah
menangis?” tanyaku padanya
“Se… hiks… Sebenarnya…
hiks… Aku belum mengerjakannya… HUWAAA.”
Aku menutup telingaku
mendengar tangisan Yuigahama yang semakin menggema di ruangan ini. Sekarang aku
mengerti kenapa ia agak setuju bahwa tugas itu terlambat dikumpulkan. Aku dan
Yukinoshita hanya bisa menghela nafas.
“Yuigahama-san,
daripada kau menangis lebih baik kau bawa buku tugasmu sekarang sebelum
pelajaran selanjutnya dimulai.” Kata Yukinoshita.
“A… Arigatou… Yukinon.”
Yuigahama pun membawa
bukunya dan akhirnya ia mengerjakan tugasnya. Kami pun masuk ke mata pelajaran
selanjutnya. Setelah pelajaran selesai, aku pun kembali berkumpul di club.
Di club aku melakukan
kegiatanku seperti biasa. Membaca buku dan mendengarkan celotehan Yuigahama
dengan Yukinoshita. Tak banyak yang dilakukan kecuali ketika ada Client.
Tiba-tiba ada yang
mengetuk pintu.
TOK… TOK… TOK…
CKLEK
“Ano… Aku dengar Club
ini bisa membantuku dalam menyelesaikan masalahku. Apa aku boleh minta tolong.”
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~TBC~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku
iseng aja buat fanfic ini… Kalau ada yang mau liat lanjutan dari fanfic ini
tolong diriview ya… Ini crossover Oregairu dan SAO. Aku harap kalian suka.
Chaoooo….